Bayangkan saja, sebagai pekerja kantoran yang pulang pergi Bekasi-Jakarta dengan jarak 50 Km bolak-balik, saya setidaknya harus menyiapkan 20 ribu untuk sekali jalan. Tempat pijakan atau deck kaki yang tidak rata, kecenderungan miring ke depan bikin ergonomi motor ini kurang nyaman dan serasa ngajak ngebut.
Mio Soul karbu memang cukup bertenaga dibandingkan motor-motor matik di tahunnya dengan besaran CC yang kurang lebih sama. Meski begitu, borosnya motor ini tetap jadi perhatian saya yang paling utama.
Misal dibandingkan sama matic kekinian yang bisa tembus 50 km per liter, ya jauh. Maka dari itu, jangan kaget kenapa orang berlomba-lomba beli Honda PCX dan Yamaha NMAX, ya karena mereka cari tenaga yang lumayan. Pasti para pembaca berpikir, kok dari tadi bahas borosnya terus, emang nggak ada kekurangan lain? Saya kok curiga, Yamaha kayaknya memang membuat motor ini sedemikian rupa agar bisa dikreasi sesuka hati oleh pemilik. Begitulah kesan saya tentang Mio Soul karbu, alat tempur melawan kejamnya jalanan Bekasi-Jakarta tiap hari.
BACA JUGA Review Bus PO Narendra Rute Ponorogo-Semarang: Berasa Melaju di atas Awan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun.
Be First to Comment